Kopi Arabica

Asal-usul, Karakter, dan Warisan Rasa

Stevanny Angelica

11/2/20251 min read

white concrete building during daytime
white concrete building during daytime

Kopi arabika adalah jenis kopi yang paling dihargai di dunia. Lebih dari 60% kopi yang diperdagangkan secara global adalah arabika, karena cita rasanya yang kompleks, halus, serta memiliki keasaman yang elegan. Arabika bukan sekadar komoditas—ia adalah standar kualitas dalam dunia kopi spesialti.

Asal-usul

Arabika (Coffea arabica) berasal dari dataran tinggi Ethiopia, Afrika Timur. Dari kawasan Kaffa dan sekitarnya, biji ini kemudian menyebar ke Arab / Yaman sekitar abad ke-15. Nama “arabika” muncul karena perdagangan dan penyebaran besar-besaran terjadi melalui pelabuhan Arab. Dari Yaman, arabika menyebar ke Mesir, Turki, kemudian Eropa. Bangsa Belanda membawa bibit ke Nusantara (Batavia) di abad ke-17, lalu ke Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, dan berkembang hingga hari ini.

Karakter rasa

Arabika dikenal karena memiliki keunggulan rasa yang jauh lebih kompleks dibanding robusta. Ciri umum:

  • keasaman (acidity) lebih tajam dan bersih

  • sweetness alami lebih tinggi

  • body medium ke light

  • aroma kompleks: floral, fruity, spice, citrus tergantung varietas & terior

Arabika adalah kopi yang mampu merekam karakter tanah dan ketinggian tempat tumbuh — sehingga daerah yang berbeda menghasilkan rasa yang berbeda pula.

Lokasi tumbuh ideal

Arabika tumbuh optimal di ketinggian 900–2.000 mdpl. Dataran tinggi membuat proses pematangan buah lebih lambat sehingga rasa lebih padat dan kompleks. Faktor penentu kualitas:

  • ketinggian

  • varietas bibit

  • curah hujan dan iklim

  • proses pasca-panen (washed, natural, honey)

Arabika di Indonesia

Beberapa origin arabika kelas dunia dari Indonesia antara lain:

  • Gayo (Aceh)

  • Mandailing (Sumatra Utara)

  • Kerinci (Jambi)

  • Toraja (Sulawesi Selatan)

  • Kintamani (Bali)

Beberapa origin ini sering memenangkan skor tinggi dalam cup test dan kompetisi internasional.

Arabika dalam budaya kopi modern

Gelombang kedai kopi spesialti (third wave) menjadikan arabika sebagai pusat perhatian. Single origin, cupping, tasting notes, dan metode manual brew (V60, aeropress, chemex) hampir selalu memakai arabika karena profilnya lebih detail. Arabika bukan sekadar “kopi yang rasanya lebih enak” — ia adalah fondasi dari gerakan kualitas dalam dunia kopi.