Sejarah Kopi Bangka Belitung
Awal Masuknya Kopi
Stevanny Angelica
11/2/20251 min read
Sejarah kopi di Kepulauan Bangka Belitung tidak dapat dilepaskan dari jejak kolonial dan dinamika ekonomi perkebunan di Nusantara. Meskipun nama Bangka Belitung lebih identik dengan timah, komoditas kopi pernah menjadi bagian dari denyut sejarah wilayah ini—khususnya sejak masa Hindia Belanda.
Awal masuknya kopi
Kopi mulai masuk ke wilayah Sumatra dan Jawa lewat VOC di awal abad ke-18. Dari pusat-pusat budidaya utama—Batavia, Priangan, Java bagian tengah—benih kopi kemudian menyebar ke daerah pesisir dan kawasan penyangga.
Bangka Belitung saat itu adalah wilayah yang menarik bagi Belanda karena:
posisinya strategis (jalur pelayaran dari Batavia menuju kawasan barat Nusantara)
statusnya sebagai penghasil mineral (yang berarti banyak pemukiman pekerja, kamp konsesi, gudang logistik)
Dalam jaringan kolonial tersebut, kopi kemudian ikut dibawa dan ditanam sebagai komoditas pendukung—bukan komoditas utama seperti tebu, nila atau timah—tetapi tetap menghasilkan kantung-kantung kebun kopi lokal.
Masa perkebunan dan transmigrasi
Pada awal abad ke-20 ketika transmigrasi awal dan migrasi spontan dari Jawa mulai terjadi, kebiasaan menanam komoditas bernilai tinggi—termasuk kopi—ikut terbawa. Masyarakat pendatang membawa bibit, teknik panen, dan kebiasaan mengolah. Di banyak daerah Sumatera, fase ini memperluas penyebaran kopi rakyat — demikian pula di Bangka dan Belitung.
Ciri kopi dan budaya minum
Kopi yang tumbuh di Bangka Belitung umumnya robusta karena lebih cocok dengan karakter tanah di pulau dataran rendah dan beriklim lembap laut. Karakter yang menonjol:
body tebal
pahit kuat
aroma tanah basah (earthy) yang dominan
Di Bangka—khususnya Pangkalpinang—warung kopi telah menjadi kultur sosial penting. Banyak warung kopi tua menyajikan kopi tubruk dalam gelas kaca dengan gula tebal—tradisi “kopi hitam manis pekat” yang sangat khas kota pelabuhan.
Era modern
Kini, geliat kedai kopi gelombang baru (third wave coffee) mulai tumbuh di Pangkalpinang, Sungailiat, Toboali hingga Tanjungpandan dan Manggar. Kopi Belitung bahkan semakin dikenal karena reputasi Manggar sebagai “Kota 1001 Warung Kopi”. Walaupun Bangka Belitung bukan sentra produksi besar seperti Lampung atau Aceh, daerah ini memiliki posisi yang unik:
identitas budaya warung kopinya kuat
cerita kolonialnya kaya
karakter rasa kopi rakyatnya khas
Dan di sana—sejarah kecil kopi tetap tercatat di antara cerita besar timah, laut, dan perdagangan pelabuhan.
Alamat
Ps. Padi, Kec. Girimaya, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung 33684
Telepon
info@citypluscoffee.com
085658896172
Copyright © 2025 City Plus Coffee | City Plus Coffee by BuilderHostinger
